Mensos: Tak Ada Dana Khusus buat Merapi

Liputan6.com, Magelang: Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki dana khusus untuk penanganan korban letusan Merapi di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Hal itu disampaikannya di depan para pengungsi di Desa Tanjung, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Selasa (2/11) petang.

"Untuk menangani bencana Merapi, seluruhnya diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah daerah, dan provinsi. Karena justru di Provinsi maupun Kabupaten memiliki dana khusus untuk penanggulangan bencana dan tanggap darurat," ujarnya.

Menurut Mensos, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pihaknya memiliki dana sebesar Rp 390 miliar. Namun akan digunakan untuk penanganan
berbagai bencana, terutama Wasior dan Mentawai. Delapan puluh persen dari total dana tersebut akan dialokasikan untuk bantuan fisik, sementara 20 persen sisanya untuk bantuan operasional.

Karena itu, tidak ada dana khusus untuk Merapi. Tapi, Mensos meminta semua pihak terutama pemerintah provinsi dan kabupaten, serta BNPB agar mendahulukan bantuan makanan, terutama untuk anak-anak dan balita. Mensos juga sempat berdialog dengan pengungsi meninjau dapur umum dan berdalog dengan tim kesehatan.
Read More...

Keluarga Barack Obama pun Mengulurkan Tangan

Liputan6.com, Yogyakarta: Rombongan keluarga presiden Amerika Serikat Barack Obama mendatangi kantor Gubernur DIY di kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (2/11). Kedatangan mereka disambut Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Maksud kedatangan mereka adalah untuk mengirimkan bantuan kepada para korban letusan Gunung Merapi yang saat ini berada di pengungsian. Menurut mereka, ini merupakan bentuk kepedulian keluarga Barack Obama di Indonesia atas musibah yang dialami warga yang tinggal di sekitar lereng Merapi.

Menyinggung rencana kedatangan Presiden Obama ke Indonesia, sepupu tiri Obama, Nuke Sugiyo, menyatakan keluarga di Indonesia belum mendapat kabar pasti mengenai kedatangannya.
Read More...

Meski Erupsi Menurun, Jangan Remehkan Merapi

Liputan6.com, Sleman: Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono menyatakan ancaman bahaya dari Gunung Merapi jangan diremehkan meski aktivitas erupsi sudah menurun. Dalam paparannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di posko utama Merapi, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Rabu (3/11), Surono mengatakan aktivitas erupsi yang menurun tetap mengeluarkan awan panas dengan jangkauan yang justru lebih panjang hingga 3-4 kilometer. "Seperti yang kita lihat terjadi pagi ini," ujar Surono.

Pada Rabu pagi, Merapi kembali mengeluarkan awan panas ke arah selatan menuju Kali Gendol. Selain bahaya awan panas, Surono menjelaskan, Merapi yang masih berstatus awas kini menyimpan banyak deposit material serta lahar dingin yang bisa meluncur sewaktu-waktu. Untuk itu Surono memperingatkan warga lereng Merapi untuk tetap berada di pengungsian dan jangan dulu kembali beraktivitas di dusun masing-masing.

Ia juga mengimbau aktivitas pengambilan batu dan pasir dihentikan dulu karena lahar dingin di sepanjang alur sungai bisa saja meluap tak terkendali. "Saya berharap semua pihak sabar sampai Merapi ke status waspada atau siaga," ujar Surono.

Namun, ia juga meminta agar pemberitaan bahaya Merapi jangan terlalu berlebihan karena radius rawan bahaya masih pada jarak 10 kilometer dari puncak Merapi. "Saya mohon jangan terlalu berlebihan, Yogyakarta itu kota wisata. Kalau isunya sampai 20-30 kilometer, kasihan wisatawan yang batal," ujarnya
Read More...

Video Gallery